Para Dewa

Suatu ketika, Zeus beriringan dengan Amun Ra, di atas perahunya. Berhiliran di arus sungai malam, menuju secercah fajar.

Ares kembali lagi berkelahi dengan Horus. Bilah tongkat tajam beradu dengan cakar elang runcing.

Kala itu, Poseidon bersama Neptunus berbincang di selasar pantai. Menghirup aroma garam laut, semilir angin.

Osiris dan Hades, beradu catur kematian, bertarus nyawa sampah manusia. Pluto dan Anubis terbahak tawa dibuatnya.

Di sisi sana, Seth dan Lucifer dengan riangnya berbalas cakap dengan riangnya. Kegemaran mereka, kehancuran semerta kekacauan marcapada.

Tetapi tiada yang ambil pusing.

Siwa disana masih bersiaga. Memegang kekang Rahwana yang masih terus ingin membelot.

Dunia tiada perlu getir.

Hanoman dan Sun Wu-Kong masih asik sendawa cengkrama. Mereka ricuh menikmati tandan pisang kuning nan menggiurkan.

Athena dan Hathor menyeruput teh hijau diantara semesta pustaka.

Yesus dan 12 muridnya, masih menyesap wine mewah yang dihidangkan Dyonisus dari anggur terbaik.

Semua tenang, semua senang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dialog Antara Sang Koruptor dan Tuan Malaikat

LULLABY

Resonansi Saya Terhadap 2020