Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Perspektif

aku melihat dalam kebutaan aku mendengar suara kebisuanaku berbicara bahasa ketulian aku berjalan diatas kelumpuhan dunia butamu amat terang benderang dunia bisumu terlalu cerewet dirasa dunia tulimu bising ramai terdengar dunia lumpuhmu kelewat sibuk dijalani bagiku bagi yang sejenak lupa sejenak lupa bentuk fana

Dialog Antara Sang Koruptor dan Tuan Malaikat

(KORUPTOR) Dahulu kala.. Seketika kami mahasiswa Kami selalu berdiri membela Para rakyat kecil nan menderita Disebabkan maling berdasi korupsi merajalela Tetapi kian hari kami kian sadar Bahwa kejahatan ini akan terus menyebar Setelah itu kami terjerumus Kami terus terbawa ikuti arus Menyandang nama korupsi terhunus Sekarang kami masih berdiri tegak Membela korupsi yang angkanya kian menanjak Menghalau jauh para anggota cicak Dari aparat kami masih bernafas bebas Dari penjerat kami masih lolos lepas Bahkan maut pun nanti kami kan kelabui Ha ha ha (MALAIKAT MAUT) Tunggu! Tunggu...tungu...tunggu... Mengelabuiku kau bilang? Aku-lah, sang maut, yang mengelabui kalian Kubiarkan kalian berenang dalam rupiah dolar Agar menunggu hidayah tuhan menghampiri Tapi apa? Kalian makin menghimpun dosa Kalian makin terjerumus hina Sekarang-lah waktu kalian menicip maut! Ha ha ha (KORUPTOR) Tunggu! Biarkan kami kembali Mengemis p

Takdir Untuk Kau. Aku dan Kita

Kalau begini, siapa yang harus disalahkan? Apakah sang takdir? Atau orangtuaku? Entahlah. Yang jelas aku hanya bisa pasrah. Ini bermula beberapa bulan yang lalu, setelah sebuah prosesi bernama UN selesai. Sedikit bersantai, bernapas lega setelah berbulan-bulan ditempa. Suatu hari orangtuaku mengajak pergi keluar kota. Yah, kukira hanya perjalanan wisata biasa, atau kunjungan ke sanak kerabat. Tapi tidak. Mereka membawaku ke sebuah kota kabupaten yang tak terhitung besar, masih didalam provinsi tempatku tinggal. Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan memasuki pedesaan yang sejuk dengan pemandangan indahnya. Hei, akan sangat menyenangkan jika kami sekeluarga bisa tinggal disini beberapa hari. Tapi, sekali lagi tidak. Pedesaan ini bukan tujuan kami. Sekonyong-konyong mobil kami memasuki sebuah kompleks. Aku terperanjat, di daerah pedesaan seperti ini ada kompleks berisi bangunan yang terbilang cukup bagus. “Ayah, tempat wisata apa ini?” Ayah dan Ibu tertawa mendengar perta

Sang Putri Bunga

Disebuah negri antah berantah Tersebutlah sang Putri Bunga Dia liar,dia nakal Berlapis hias kain kemuliaan Tapi berlaku tak kenal batas Melompat kian dari sana kesini Tak peduli akan berjumpa duri Seakan lupa pasti bersua mati Dia tetap berlari sepuas diri Tetap bermain sembarang hati Juga dia menghias raga Dari tinta dunia warna-warni Merajah jasad indah tubuhnya Dengan ragam kelumit fana Sampai tiba pada akhirnya Sang Putri berjumpa duri Sang Putri bersua mati Diambangnya dia sentuh hampa Tak tahu apa harus dirasa Dia akrabi sang karma Dia candai para musabab Dengan sabarmenemani tabah Dengan tabah menuai sepi Sang Putri sedang menanti Sang Putri sedang mencari Akhir dari akibat ini

UNTUK SISTEM DUNIA YANG SUDAH SALAH

Akulah sang anjing senja yang menyalak pada dunia Meminta seonggok makanan yang bernama ceria Bertanya sepatah kata hilang lindap ke akhirat Melata dialam sampah melihat dunia melarat Akulah manusia bayangan hitam dari siluet putih Bermain bara api liberalisme dihadapan rahib Menantang mengejek mengajaknya kelahi bertarung Menjadikan manusia bagai ayam siap sabung Lihatlah dunia dengan gonggongan suara mayoritasnya Menjadikan akal suci kemanusiaan seekor budak system Dengan tanpanya mereka hanya jadi tak berdaya Buntulah fitrah kreativitas oleh intervensi buram hitam Ditengah salah semua sistem ‘kami semua segera celaka’ ‘kami semua haus dahaga’ ‘selamatkanlah kami wahai al-Mahdi’ Begitu kata kalian Dengan dalih keterlanjuran Dengan dalih ketidakmampuan Dengan dalih butuh batu loncatan Dengan dalih momentum diperlukan Bah! Lihatlah akibat dari monster system Terjagalnya kemandirian dari leher daha hidup Mencipta manusia yang hany

LULLABY

dentang waktu mengetuk mengingatkan kelambu cahaya rembulan menyelimuti senyap bintang pun berkelip bernyanyi menyenangkan riak bintang malam mencuri lelah tubuhmu tidurlah.... menyerahlah pada malam yang kan menculikmu pasrahlah pada hening yang tersenyum riang lepaskan pakaian dunia nan tak sedap dikenakan lupakan bisikan lelah nan hitam pekat mengukung bersabarlah temani angan didalam benak dibalik mata tidurlah..... percaya mentari pagi selalu ada untukmu di timurnya percaya sang jago tak pernah bosan menyapa terang tak luput kicau malaikat kecil mengawal surya ingat apa yang dipandang tak akan hanya berbatas ingat suara merdu sang takdir tak pernah terputus tidurlah..... dengan rasa digenggaman dengan hangat diangan dengan lullaby mengalun selalu, lullaby-ku untukmu selalu, lullaby-ku menjagamu 1915/28022013 *lullaby: nyanyian pengantar tidur untuk anak anak